Profil Mangrove Pesisir Utara Tangerang
Wilayah
pesisir Kabupaten Tangerang (8 kecamatan) memiliki luas sekitar 164,31 km2 atau 1,90% dari total luas wilayah Provinsi
Banten. Berdasarkan topografi dataran daerah ini relatif datar dengan
kemiringan tanah rata-rata 0-1 m menurun ke Utara dan ketinggian wilayah diantara
0-85 meter di atas permukaan laut (dpl). Kondisi temperatur udara berkisar antara 23o - 33o C dengan curah hujan rata-rata 1.745 mm/tahun
dan jumlah hari hujan 126 hari. Musim hujan yang berlangsung di wilayah antara
November-April dengan arah mata angin bertiup dari utara ke selatan. Wilayah
bagian utara merupakan daerah pesisir pantai sepanjang 51,2 km Daerah ini
memiliki potensi wisata bahari dengan kawasan hutan mangrove seluas 1.351,5 Ha
yang berfungsi sebagai daerah konservasi dan kawasan tambak seluas 2489 Ha dimana
merupakan salah satu sumber potensi perikanan daerah ini. Hal ini menyebabkan
wilayah ini menjadi perhatian penting saat ini terutama pengelolaan kondisi
hutan mangrove yang menempati wilayah tersebut.
Laju
kerusakan sumberdaya pesisir di Kabupaten Tangerang dalam satu dekade
belakangan ini telah mencapai kondisi mengkhawatirkan. Kondisi hutan mangrove
di beberapa kecamatan mengalami penurunan setiap tahunnya. Kematian pertumbuhan
mangrove secara umum disebabkan oleh faktor alam dan manusia. Faktor alam yang
dapat menyebabkan hal tersebut yaitu abrasi. Perubahan yang terjadi pada kawasan
mangrove akan memberikan pengaruh terhadap zonasi wilayah mangrove di kawasan
tersebut. Kegiatan manusia seperti aktivitas industri baik yang berada di
sekitar wilayah mangrove maupun di hulu DAS dapat menjadi penyebab kerusakan
mangrove di wilayah Tangerang. Air limbah yang keluar dari kegiatan industri menyebabkan
penurunan kualitas air yang akan mengalir pada bagian hilir wilayah Kabupaten
Tangerang. Selain itu kerusakan habitat dapat disebabkan adanya kegiatan
reklamasi perubahan kawasan mangrove untuk pemukiman, pertambakan udang dan
pelabuhan. Perubahan pola hidrologis pun dapat mengganggu keseimbangan
distribusi air tawar dan asin.
Abrasi
yang terjadi di wilayah pesisir utara Kabupaten Tangerang merupakan dampak
negatif dari kegiatan pengembangan wilayah yang tidak diantisipasi pada
pembangunan masa lampau. Abrasi pada sepanjang pesisir pantai menimbulkan
kerugian seperti penurunan luasan daratan dan terancamnya pemukiman dan
aktivitas penduduk. Peristiwa abrasi secara dapat disebabkan oleh beberapa hal antara
lain:
- Hilangnya pohon bakau (Rhizopora sp.) dan api-api (Avicennia sp) yang seharusnya dapa menjadi gerbang utama penyelamat pantai dari ancaman gelombang, serta ancaman angin muson barat,
- Penggalian pasir baik secara legal maupun illegal
- Adanya bangunan tegak lurus pantai yang mempercepat terjadinya abrasi.
- Wilayah I terdiri dari: Desa Jenggot, Muncung, Kronjo, Pagedangan Ilir, Lontar, Karanganyar, Patramanggala, Mauk Barat, Ketapang & Margamulya,
- Wilayah II terdiri dari: Desa Tanjung Anom, Karang Serang, Suryabahari, Sukawali, Kramat dan Kohod,
- Wilayah III terdiri dari: Desa Tanjung Burung, Tanjung Pasir, Muara, Salembaran Jaya, Salembaran Jati, Kosambi Barat dan Kosambi Timur.
Pemanfaatan
lahan timbul pada wilayah Kabupaten Tangerang kurang terkendali dimana penggunaan
sebagai daerah tambak perikanan lebih besar dibandingkan lahan mangrove. Hal
ini menyebabkan kondisi tepi pantai lemah terhadap gempuran gelombang yang
datang sehingga berdampak terhadap meningkatnya laju abrasi. Oleh sebab itu, pengelolaan
wilayah pesisir secara terpadu perlu menjadi perhatian utama sehingga wilayah
pesisir dapat terjaga secara keberlanjutan dan memberikan manfaat yang tinggi
bagi masyarakat pesisir. Kondisi tersebut dapat dicapai dengan penerapan
prinsip-prinsip pengembangan wilayah yang terencana. Sementara itu untuk
pengelolaan yang terpadu hanya dapat dipenuhi apabila tersedia informasi yang
akurat dan lengkap tentang kondisi wilayah pesisir dan lautan seperti potensi,
kondisi sumberdaya dan kegiatan sosial ekonomi yang ada di wilayah pesisir
serta aspek kelembagaan dan pemangku kepentingan (stakeholder) dalam pengelolaan wilayah pesisir dan lautan.
Peta Pesisir Utara Tangerang |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar